Kebun Pak Tani

 

 




Kebun Sayur Mbah Padi, Tawangmangu
Ketemu lagi sahabat semua, kali ini penulis akan mengajak jalan-jalan ke kebun mbah Padi yang berlokasi di desa Banjarsari Tawangmangu, tepatnya sebrang jalan depan Kantor Telkom Tawangmangu. Yang menarik perhatian adalah warna hijau yang menyejukkan mata dengan beberapa tanaman yang masih sulit ditemui di Pasar Sayur Tawangmangu ataupun di pasar rakyat lainnya. Menurut penjelasan mbah Padi, sayur mayur yang beliau tanam memang bukan untuk konsumsi masyarakat biasa yang dijual di pasar tradisional, tetapi sayuran yang di tanam mbah padi disetorkan ke supermarket untuk dikonsumsi masyarakat kalangan atas. Nah... ini dia Sayur mayur yang ditanam mbah Padi warga Ngunut Lor Tawangmangu di  kebun garapannya :

1. Kai Lan (Brassica alboglabra)

mbah Padi mengenalnya sebagai Sawi Korea, sayuran ini juga dikenal sebagai "Brokoli Cina", bentuk tanamannya mirip dengan brokoli Eropa. Bagian tanaman yang masih muda lebih disukai karena merupakan bagian paling manis dan paling lembut dari tanaman. Kai Lan dapat dimakan segar atau direbus, dikukus ataupun digoreng.


Kai Lan memiliki struktur batang yang kokoh dengan daun datar yang luas. Diameter batangnya sekitar 1-2 cm saat dewasa dan siap dipanen setelahsetinggi sekitar 45cm. Brassica alboglabra yang ditanam mbah Padi tumbuh subur dengan perawatan yang baik. Daunnya yang hijau kebiruan khas sayuran segar cukup menarik perhatian. Sayuran jenis ini dapat tumbuh sepanjang tahun tanpa mengenal musim, namun saat  yang baik untuk pertumbuhan adalah akhir musim semi dan saat musim panas. 

Brassica alboglabra mengandung vitamin A untuk tubuh kita. Dimana tiap 100 gram mampu memenuhi 1/3 kebutuhan vitamin A harian, yang bermanfaat untuk kulit dan penglihatan serta membentuk daya tahan tubuh untuk melawan terjadinya infeksi. Kailan juga mengandung antioksidan betakaroten dan vitamin C untuk melawan penyakit degenerative dan penuaan. Kandungan zat-zat lain yang bermanfaat diantaranya protein nabati, dan vitamin C.


Bayam Spinach (Spinacia oleracea) 


Bayam dengan sebutan si Popaye seperti di film kartun, Merupakan tanaman berbunga dalam keluarga Amaranthaceae. Termasuk tanaman tahunan asli dari Asia tengah dan barat daya. Daunnya tumbuh hingga ketinggian hingga 30 cm. Bayam Spinach dapat bertahan hidup selama musim dingin, dengan bentuk daun bervariasi sepanjang 2-30 cm dan lebarnya 1-15 cm, Biasanya terlihat daun yang lebih besar di dasar tanaman dan daun kecil lebih dipucuknya. 

Struktur bagian-bagian tanaman ini berbeda jauh dengan bayam lokal yang memiliki batang dan daun bulat sebagaimana yang kita kenal di pasar tradisional. Berbeda pula dengan bayam bubut yang berdaun lebih kecil. 

Bayam Spinach akan berbunga pula bila diinginkan untuk dibenihkan, warnanya bunganya kuning kehijauan, diameter bunga 3-4 mm. Bila telah terlalu tua bunganya akan mengeras menjadi benih yang dapat disemaikan, sebagaimana bunga bayam lokal.

Tiap-tiap detail daunnya banyak mengandung vitamin A dan C serta Kalsium, Seng dan zat Besi, yang bermanfaat untuk tubuh kita jika direbus tidak terlalu lama. Dalam penyajiannya spinach dapat di kukus, direbus, dibuat cha asin, digoreng, atau di buat sup.
 
Selain sayuran diatas mbah Padi juga menanam beberapa jenis sayuran diwaktu sebelumnya, seperti ; Buah Bit (Beta Vulgaris), Sawi Australia, Bayam merah (Amaranthacea Gangeticus), Selada hijau (Lactuca sativa), Sawi  sendok (Brassica Juncea), dan beberapa jenis sayur lokal lainnya.


Secara visual tanaman di kebun sayur mbah padi terlihat subur dan terawat dengan baik. Mbah Padi begitu ulet dan tekun merawat tanaman di kebun miliknya. Juga keramahannya dalam menyampaikan informasi kepada beberapa pengunjung yang kebetulan lewat dan singgah di kebun sayurnya. Tidak sedikit pula yang bertransaksi membeli langsung dilokasi untuk menikmati sayuran yang dipetik langsung dari kebun yang masih segar.

Dari kunjungan diatas telah menambah daftar panjang berbagai jenis sayur mayur yang ditanam petani Tawangmangu. Ini menjadi salah satu bukti bahwa Tawangmangu sebagai kota wisata memang berpotensi menjadi produsen buah dan sayur mayur yang cukup besar dan bervariatif di Kabupaten Karanganyar pada khususnya.

Pembaca yang berminat memesan atau hanya sekedar ingin informasi mengenai produksi kebun mbah Padi bisa call langsung dengan beliau di 0857 2540 8809. Bisa juga pembaca budiman untuk berkunjung ke kebun beliau di desa Banjarsari, depan Wisma Telkom Tawangmangu.

Tawangmangu Kota Wisata


Selamat Datang di Tawangmangu
Tawangmangu, “tawang” yang berarti langit / tempat yang tinggi, “mangu” berarti tempat yang nyaman, adalah ibukota kecamatan ujung timur Kabupaten Karanganyar yang berbatasan dengan Propinsi Jawa Timur. Berada diperbukitan kaki gunung Lawu pada ketinggian sekitar 1200 meter diatas permukaan air laut. Merupakan daerah perbukitan hijau yang terkenal sebagai daerah pariwisata, berhawa sejuk khas pegunungan.


Kantor Kecamatan
Tawangmangu dan wilayah disekitarnya memiliki puluhan mata air kecil maupun besar yang menjadi sumber air bagi warga Tawangmangu sendiri, Karanganyar dan sekitarnya. Sungai-sungai dengan airnya yang dingin dan jernih dapat dijumpai diberbagai penjuru pedesaan. Keramah tamahan warga pedusunan Tawangmangu menjadi pelengkap daya tarik wisatawan yang datang dan juga kebudayaan yang dimiliki seperti Kesenian Reog, Jarang kepang, Pasukan Kuda Turonggo Karyo, maupun Tradisi yang dimiliki tiap-tiap pedusunan. Demikian halnya dari indahnya pemandangan alam pegunungan disekitarnya yang hijau oleh jutaan pohon pinus, cemara dan lahan pertanian tanaman pangan, bak karpet hijau membentang luas yang sejuk dimata. 


Pertanian sayur  mayur
Tawangmangu dapat diakses melalui jalan darat dari berbagai penjuru. Khusus kendaraan umum bisa ditempuh dari Magetan jawa timur, Matesih, maupun dari Solo sejauh 42 km dari palang Palur. Dapat juga melalui jalan desa dari Candi Sukuh Ngargoyoso yang terletak disebelah utara, maupun dari Kecamatan Jatiyoso yang terletak disebelah selatan.
Sejak masa pemerintahan Kolonial Belanda, Tawangmangu telah dikenal hingga manca negara. Karena keindahan alamnya dan beberapa titik yang menjadi pusat obyek wisata alam, dimana ada air terjun Grojogan Sewu sebagai maskotnya kala itu, dan beberapa obyek wisata alam lainnya yang tak kalah menarik. Indahnya alam pegunangan mampu menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun wisatawan manca Negara.

Grojogan Sewu
Untuk mendukung kelancaran sarana transportasi, pemerintah telah membangun jalan baru kearah Magetan Jawa Timur, tembus hingga obyek wisata Telaga Pasir Sarangan. Pembangunan jalan ini telah dimulai sejak tahun 2006 dan ditargetkan selesai tahun 2013. Pembangunan infra struktus ini meliputi jalan aspal sepanjang 9,15 km dan beberapa jembatan besar untuk menggantikan jalur lama yang dulunya terlalu menanjak sehingga tidak dapat dilalui kendaraan-kendaraan besar. Rute baru yang sedang dikerjakan saat ini telah dipilih rute yang tidak terlalu menanjak. Diharapkan kelak dapat dilalui kendaraan-kendaran yang lebih besar, baik Bus antar propinsi maupun kendaraan angkutan lainnya.

Taman Ria Balekambang
Kecamatan Tawangmangu terbagi menjadi beberapa Desa Kelurahan yang terdiri dari 3 Kelurahan dan 7 Desa, yaitu Kelurahan Tawangmangu, Kelurahan Blumbang, Kelurahan Kalisoro, Desa Bandardawung, Desa Gondosuli, Desa Karanglo, Desa Nglebak, Desa Sepanjang, Desa Tengklik, dan Desa Plumbon. Mayoritas masyarakat Tawangmangu berkerja sebagai petani, sebagian kecil lagi bekerja dalam beberapa bidang, seperti ; karyawan instansi perkantoran negeri maupun swasta, pedagang, pertambangan batu kapur, batu alam dan trass, home industri kerajinan/souvenir/ukir maupun industri makanan yang banyak terdapat dibeberapa desa, jasa angkutan umum dan jasa perhotelan.


DAFTAR PIMPINAN DI KECAMATAN TAWANGMANGU

Office : Jl. Lawu No 17 Tawangmangu
Telp. 0271-697001 Faks. -

CAMAT
Nama  :  Titik Umarni, SH

SEKRETARIS
Nama  :  SIBUN, SH
Rumah :  Blumbang RT 3 RW II, Tawangmangu
Telp. :  R 0271-697729
HP 08112631357

KASI PEMERINTAHAN
Nama  :  SUPARYO, B.Sc
Rumah :  Pandan Lor RT 4 RW XIV, Karangpandan, 
Kec. Karangpandan
HP 082137632431

KASI KETENTRAMAN & KETERTIBAN
Nama  :  SANTOSO, S.Sos
Rumah :  Kalisoro RT 01/02
HP 081548762315; 085878361115

KASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Nama  :  SUWARSO, S.Sos
Rumah :  Ngrobyong RT 1 RW VI, Tohkuning, Karangpandan
HP 081329192939

KASI KESEJAHTERAAN SOSIAL
Nama  :  Mulyono Puji Sasmito, S.Sos

KASI PELAYANAN UMUM
Nama  :  KAMIJO
Rumah :  Nglebak, Tawangmangu
HP 08122633147

KASUBAG PERENCANAAN & KEUANGAN
Nama  :  Sutamso, SH
KASUBAG KEPEGAWAIAN
Nama  :  Waluyo Jati, Sip, MM

Jl. Lawu No 17 Tawangmangu
Telp. 0271-697001
Fax. - 

E-mail: tawangmangu@karanganyarkab.go.id

Sumber : 

Kabut tebal Cemoro Kandang
Dalam bidang pariwisata, diwilayah Kecamatan Tawangmangu terdapat beberapa obyek pariwisata, diantaranya yaitu ; Grojogan Sewu, Taman Ria Balekambang, Air Terjun Pengantin, Air Terjun / Pertapan Pringgodani, Puncak Lawu, Wana Wisata Cemoro Kandang, Bumi Perkemahan Sekipan, Bumi Perkemahan Camping Lawu Resort, Sumber Air Panas Cumpleng,  Situs Menggung dan Desa Sentral Tanaman Hias, serta perkebunan Salak Lawu.
Selepas berwisata, pengunjung dapat beristirahat dipenginapan maupun hotel yang tersebar diberbagai sudut perkotaan. Ada juga wisata kuliner seperti sate kelinci, sate landak, sate biawak, Sop dan berbagai menu hidangan restoran khas Tawangmangu. 

Sate Landak
Masih kurang lengkap juga bila pengunjung belum menyempatkan diri untuk berbelanja barang-barang souvenir dan oleh-oleh makanan khas Tawangmangu yang terdapat dipertokoan sepanjang jalan menuju obyek wisata, maupun yang tersaji di Pasar Wisata Tawangmangu. Tidak jauh dari Tawangmangu terdapat juga beberapa obyek wisata yang dapat ditempuh dengan mudah, diantaranya yaitu ; Candi Sukuh, Candi Cetho, Taman Saraswati, Candi Ketek, Air Terjun Parang Ijo, Air Terjun Jumog, Perkebunan Teh Kemuning, Sapto Tirto Pablengan, Gunung Kendil, Astana Mangadeg, Giri Bangun, Astana Giri Layu, dan Telaga Sarangan serta Telaga Wurung di Magetan Jawa Timur.

Salak Lawu
Untuk menambah daya tarik bagi wisatawan, dalam waktu dekat Pemkab Karanganyar akan menggarap mega proyek pembangunan wisata air Water Boom yang rencananya akan dikerjakan di dekat sumber air panas Cumpleng, Desa Plumbon. Gagasan ini pernah disampaikan sebelumnya, untuk dibangun Waterboom di sumber air panas Pablengan, Kecamatan Matesih. Namun akhirnya rencana itu terbangkalai begitu saja, karena investornya lari. Baru kemudian untuk saat ini gagasan tersebut dibuka lagi dan akan dilakukan desain ulang proyek water boom sumber air panas Cumpleng Desa Plumbon dengan luas area sekitar 4 hektar dan diperkirakan akan menelan biaya kurang lebih hingga 3 milyar rupiah.

Sumber :

Grojogan Sewu

Grojogan Sewu Tawangmangu
Berada pada ketinggian kira-kira 1000 meter di atas permukaan air laut. Air Terjun Grojogan Sewu, berada di Komplek Hutan Wisata pepohonan pinus Kecamatan Tawangmangu, 27 km dari Karanganyar kota, memiliki luas lahan 20 ha, dapat ditempuh dengan kendaraan umum dari terminal bus Tawangmangu atau berjalan kaki sejauh 1 km, serta dapat dijangkau dengan mudah dari villa-villa maupun penginapan dan hotel yang banyak tersebar di sekitar komplek hutan wisata.


Grojogan sewu sendiri sebenarnya hanya terdiri dari 1 buah air terjun dengan ketinggian 80 meter, disebelahnya terdapat puluhan kucuran kecil dari mata air diatasnya. Udara yang sejuk dan panorama yang indah menjadi daya pikat tersendiri dari obyek wisata ini. Dipagi hari akan terasa lebih nyesss dinginnya udara diselimuti kabut tipis kaki Gunung Lawu. Grojogan Sewu telah menjadi tujuan utama wisatawan domestik maupun manca negara sejak masa lalu hingga saat ini yang datang ke Tawangmangu.

Untuk dapat mencapai lokasi air terjun pengunjung harus berjalan kaki menuruni ratusan anak tangga mulai dari pintu masuk di loket satu, bagitupun saat kembali ke pintu masuk. Pengunjung yang tidak terbiasa berjalan jauh bisa dibuat ngos-ngosan menaiki anak tangga menuju pintu keluar. Terlebih bila bawaan pengunjung menarik perhatian monyet-monyet liar yang pada nongkrong dipepohonan atau di pagar-pagar sepanjang jalan. Bisa-bisa monyet-monyet itu membuat pengunjung berteriak-teriak histeris diserang kawanan monyet yang minta jatah makan siangnya. Cukup nakal ya....

Selain lewat loket 1 sebagai pintu utama pengunjung bisa lewat jalur lain dengan berjalan kaki melewati wana wisata hutan pinus menuju loket dua di sebelah barat dari areal komplek wisata dengan kondisi jalanan yang sedikit menanjak. Selain menikmati keindahan air terjun, pengunjung juga dapat menikmati segarnya berenang di air kolam yang dingin maupun bersantai bersama keluarga didalam areal komplek air terjun, atau bermain di sungai yang jernih airnya. Ada pula mainan anak-anak seperti kereta mini, taman bermain, Flaying fox dan arung jeram juga bagi kamu-kamu yang suka tantangan, atau untuk pengunjung rombongan bisa memesan Paket Outbon d terlebih dahulu.

Dan pengunjung tak perlu cemas bila kecapean atau kelelahan, karena pengunjung bisa beristirahat dimana ada warung-warung kecil yang menjajakan aneka rasa dan ragam masakan khas Tawangmangu, yang menyediakan tikar untuk merebahkan diri. Ada yang siap dengan jasa memijit juga loh.... Pokoknya lengkap... ada Sate ayam, sate kelinci, sate sapi, soto, timlo, nasi goreng, lontong tahu, capjay, mie rebus dan goreng, Ketupat tahu dan masih banyak lagiii... kpmlit beserta minumannya.
Diluar komplek pengunjung akan disuguhi aneka barang kerajinan, souvenir dan makan  ringan untuk oleh-oleh khas dari Tawangmangu yang tersaji di warung-warung souvenir sepanjang jalan di luar loket masuk. Tidak lupa bagi yang ingin mencoba menunggang kuda sekedar untuk coba-coba ataupun untuk menempuh perjalanan ke lokasi lain di Tawangmangu, puluhan penyewa kuda dari persatuan Turonggo Karyo siap mengantar pengunjung sampai ke tempat tujuan.

Tidak jauh dari komplek Grojogan Sewu pengunjung bisa bersantai bersama keluarga terutama yang membawa anak-anak kecil di areal Taman Balekambang. Di taman ini ada berbagai jenis mainan layaknya taman bermain untuk anak yang terdiri dari kolam renang, ayunan, komedi putar, manky board, flying fox, kolam ikan, sepada gunung beserta jalurnya, menara pengintai, lapangan tennis, kebun bunga yang menyediakan aneka macam tanaman hias untuk pengunjung, dan wisata kuliner di warung-warung makan sekitar lokasi tentunya. Walau tidak begitu luas namun pengujung bisa leluasa dan aman untuk memarkir kendaraannya. Untuk pengunjung rombongan ada paket outbond juga loh ditaman Balai Kambang, yang akan dipandu oleh tim setempat. Tentu saja harus memesan terbih dahulu. Penasaran ingin mecoba??? datang aja ke Tawangmangu kota kami tercinta...!!

Air Terjun Pringgodani

Air Terjun Pringgodani
Air Terjun Pringgodani terletak di Desa Blumbang 4 km dari terminal bus Tawangmangu, dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 1,5 km dari jalan raya. Berada di kaki Gunung Lawu  kordinat 7°39'02"S - 111°09'29"T dan 1531 meter diatas permukaan air laut. Pringgodani adalah obyek wisata sejarah berupa petilasan Rumah bermotif joglo yang dijadikan sebagai tempat bersemedi. Tempat ini merupakan petilasan Eyang Kacanegara, disebelahnya terdapat mata air sendang pengantin yang disakralkan,terdiri dari tujuh kucuran mata air dari lereng bukit. Para peziarah yang datang biasanya mandi di sendang sebagai puncak ritual mereka pada tengah malam. Sendang itu sendiri berada di atas air terjun, dan tempat inilah yang biasa dikunjungi sedangkan air terjunnya hanya bisa dilihat dari kejauhan karena lokasinya yang sulit dijangkau. 


Menurut cerita dari penduduk setempat, Pertapan Pringgodani merupakan tempat bertapa seseorang yang pernah mengalahkan Prabu Baka pada jaman kerajaan Kaling. Sedangkan menurut penganut aliran spiritual, Pringgodani adalah wilayah kekuasaan Prabu Brawijaya V (raja majapahit terakhir) yang diserahkan kepada Eyang Kacanegara, ditempat inilah Eyang Kacanegara bertapa dengan tongkat menancap di tanah mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta, memohon untuk dapat hidup abadi, konon tongkat tersebut kini telah tumbuh menjadi sebuah pohon yang disebut kayu lewung. Dalam bertapa, apa yang diinginkan oleh Eyang Kacanegara belum dipenuhi oleh Sang Pencipta dan sesuai petunjuk gurunya agar keinginannya dipenuhi maka beliau harus naik ke puncak Lawu dan kembali bersemedi disana. Tentang kebenarannya kita tak mengetahuinya secara pasti.

Pertapan Pringgodani
Air terjun pringgodani terdiri dari 2 tingkat, 3x lebih tinggi dibanding Grojogan Sewu yang telah populer. Selain 2 tingkat air terjun utama, sepanjang jalan setapak juga terlihat beberapa air terjun kecil yang tersembunyi dibalik tebing curam. Mengingat posisinya pada tebing yang sangat curam, kita hanya bisa menikmati keindahannya dari kejauhan saja. Namun keindahan alam disekitarnya tak kalah menarik, cukuplah untuk refresing mata dengan hamparan lahan pertanian sayur-mayur hijau yang menyejukkan hati ditambah dengan udara dingin khas Tawangmangu. Namun hingga saat ini keberadaan Pertapan Pringgodani dan air terjunnya masih belum dikelola secara maksimal mengingat lokasinya yang jauh dari jalan raya, medannya yang berat dan belum dapat di jangkau dengan kendaraan bermotor. 

Pasar Wisata Tawangmangu

Presiden SBY dan Ibu Ani meninjau Pasar Wisata Tawangmangu
di Karanganyar, Jateng


Tawangmangu,  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani meninjau Pasar Wisata Tawangmangu, setelah selesainya renovasi seluruh areal pasar. Menurut Bupati Karanganyar Rina Iriani Sri Ratnaningsih, pasar Tawangmangu dibangun diatas tanah seluas 11.117 M2 dengan bangunan berlantai tiga. "Jumlah kios sebanyak 237 buah dengan los sebanyak 1.080. Area parkir dan bongkar muat barang seluas 1.200 M2, area parkir depan pasar seluas 975 M2," kata Rina.

"Biaya pembangunannya sebesar Rp 25,23 miyar, yang seluruhnya ditanggung APBD Kabupaten Karanganyar. Pada waktu malam hari, area terbuka di lantai paling atas akan dimanfaatkan untuk wisata kuliner, sambil menikmati pemandangan yang sangat indah. Disini akan digelar berbagai makanan tradisional," tambahnya.

Presiden SBY menyampaikan penghargaan kepada Pemkab Karanganyar, yang dengan dorongan dan bantuan Pemprov Jateng serta pihak-pihak lain bisa membangun dengan baik pasar wisata di Tawangmangu ini. "Apa yang digagas Ibu Rina dengan DPRD untuk menghadirkan pasar wisata di Tawamangu adalah contoh kreativitas, inovasi bahwa banyak yang bisa diciptakan dari potensi yang betul-betul luas yang ada di daerah ini," ujar SBY.

"Tadi Ibu Bupati mengatakan bahwa koperasi dan UKM juga terus berkembang. Saya mendukung langkah-langkah saudari Bupati dan jajaran Gubernur serta jajaran pemerintahan untuk terus mengembangkan koperasi dan UKM. Kalau ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu koperasi dan UKM di Jateng terus dapat dibangun dan dikembangkan hampir pasti penghasilan rakyat makin meningkat. Pastilah kemiskinan berkurang, pengangguran juga makin berkurang," tambahnya.

"Dunia sekarang ini sedang mengalami krisis perekonomian, banyak negara-negara utamanya negara maju yang jatuh perekonomiannya. Banyak barang-barang yang tadi diekspor ke luar negeri, ekspor terhenti,pasar tutup tapi tidak menyangkut barang-barang makanan yg diekspor. Kalau yang diekspor Indonesia adalah makanan misalnya kemungkinan untuk ditutupnya pasar itu kecil karena tidak ada manusia di negara ini di dunia ini yang tidak membutuhkan makanan tiap harinya," SBY menjelaskan.

"Kuliner ini adalah usaha yg tumbuh dengan baik di negeri kita. Saya kira banyak ahli di sini paling tidak ahli menikmati makanan dan minuman. Saya punya staf namanya Andi Malarangeng. Ini jagonya kalau soal makan. Tadi malam saya cari kemana Andi, sudah turun ke bawah cari warung apa begitu," ujar SBY disambut gelak tawa undangan.

"Kalau ditata dengan baik, kuliner, dibikin indah tempatnya, tidak usah mewah-mewah, tempatnya bagus, indah, bersih, makanannya enak, jos, pasti akan terus berkembang. Bisnis kuliner bisa dikelola dengan baik akan menguntungkan, berkembang terus. Penduduk Indonesia sekarang 230 juta, penghasilannya terus meningkat, pendapatan per kapitanya terus meningkat. Makin tinggi kesejahteraannya , makin banyak penghasilannya, maka mereka akan konsumsi berbagai jenis kebutuhan primer, termasuk makanan dan minuman. Sambut jemput peluang seperti itu, dengan membangun kuliner yg baik," terang SBY. (osa)
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/03/08/4073.html

Situs Menggung Desa Nglurah


Situs Menggung. Adalah petilasan yang dulunya berupa Altar dengan arca-arca disekitarnya, tapi kini arca-arca peninggalan sejarah itu telah banyak yang hilang. Situs Menggung berada di Desa Nglurah yang merupakan Sentra Industri Tanaman Hias di Kecamatan Tawangmangu. Untuk menuju lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan maupun berjalan kaki 2 km dari terminal bus Tawangmangu. Berbagai nama jenis tanaman hias dari yang hanya seharga 1000 rupiah per batang sampai yang ratusan juta rupiah dapat kita jumpai di perkampungan ini dengan jumlah yang sangat besar, dimana hampir setiap rumah tangga memiliki kebun pemberdayaan tanaman hias.

Seunik candi lainnya di Gunung Lawu yang berbetuk punden berundak. Situs Menggung terdiri atas tiga teras. Di teras pertama kita hanya akan menemukan empat buah patung dwarapala yang menjaga tangga menuju teras kedua. Selain sudah aus, patung dwarapala ini sendiri unik karena salah satu patungnya dipahat dua arah, depan dan belakang, persis seperti arca di Candi Ceto.


Teras kedua sangat luas. Disini terdapat bebatuan yang ditumpuk – tumpuk dan membentuk bidang persegi di beberapa tempat. Pada bidang persegi tersebut terlihat beberapa batu dengan bagian atas yang datar seperti umpak, itu berarti dulu terdapat rumah panggung di situs ini, seperti di Candi Ceto. Lanjut menuju teras ketiga, sebelumnya kita akan menjumpai sepasang arca dwarapala di kaki tangga. Di teras ketiga terdapat pohon yang teramat sangat besar yang ditutupi kain bermotif kotak dan kain kuning. Diatara akarnya yang besar kita dapat melihat sebuah arca kecil yang sudah rusak.

Di ujung teratas teras ketiga terdapat sebuah tembok yang mengelilingi dua arca yang menjadi pusat Situs Menggung ini. Kedua arca dalam tembok ini yang bisa dibilang paling utuh dibanding arca lainnya di Situs ini. Arca yang lebih pendek dikenal dengan sebutan Kyai Menggung dan arca yang paling tinggi [juga merupakan arca tertinggi di Situs ini] disebut Nyi Rasa Putih. Di bawah arca Nyi Rasa Putih terdapat sebuah batu yang memuat satu – satunya relief di situs ini. Tak diketahui makna relief ini karena hanya sepotong saja.

Satu – satunya petunjuk yang menandakan kalau situs ini merupakan peninggalan Hindu adalah adanya yoni yang terbalik di pelataran teras dua. Yoni di situs ini sendiri sangat unik karena bentuknya bulat. Tak ada papan informasi di situs ini, bahkan pos penjaga di bawah situs kosong melompong. Tak ayal, internet merupakan satu – satunya sarana untuk menggali informasi tentang situs ini. Kata Menggung didapat dari Kyai Menggung yang diyakini merupakan julukan Narotama, putra Bali yang jadi pengikut Raja Airlangga. Dia mengembara ke Nglurah untuk mendekatkan diri ke Hyang Widhi. Dari perbuatannya ini, kata Menggungpun didapat yang berarti  “melengake marang Gusti Kang Maha Agung” (memusatkan segala perhatian kepada Tuhan Yang Maha Agung).

Desa Nglurah merupakan sentra tanaman hias di Kecamatan Tawangmangu, dikelilingi oleh perbukitan kaki Gunung Lawu. Hampir disetiap rumah penduduk dapat kita jumpai aneka jenis tanaman hias baik yang sudah dikemas dengan pot/polyback maupun yang masih tertanam di tanah. Memproduksi tanaman hias memang telah menjadi sumber pendapatan bagi warga desa ini selain dari pekerjaan lain dan hasil dari bercocok tanam. Bahkan hasil produksi tanaman hiasnya telah merambah pasar manca negara seperti Malaysia dan Singapura. 

Ada sebuah tradisi yang unik dari desa ini, mereka menyebutnya Ritual Dukutan (bersih desa). Prosesi ritual ini telah dilakukan secara turun temurun sejak puluhan tahun silam di areal situs candi menggung, setiap tujuh bulan wuku dukut. Dukutan diselenggarakan untuk memperingati wiyosan Eyang Menggung dan Eyang Roso Putih ditandai dengan penjamasan atau penyucian pakaian kerajaan lengkap milik mereka. Berdasarkan sejarah, pakaian itersebut adalah  paringan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. 

Menurut masyarakat setempat tradisi ini merupakan salah satu dari ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala kenikmatan, kesehatan, keselamatan, dan ketenteraman, serta bertujuan untuk mensucikan diri dari pengaruh nafsu duniawi yang negatif agar diri manusia kembali menjadi suci, berangkat dari legenda cinta dua orang sakti yaitu Norotomo dan Nyai Roso Putih yang terlibat perseteruan di desa tersebut jaman dulu. Namun setelah perkelahian demi perkelahian mereka lakukan, akhirnya mereka justru saling jatuh cinta dan akhirnya menikah. Lantas eduanya diangkat sebagai pepunden (pemimpin Desa Nglurah kala itu.
Kejadian diatas lantas ditiru dalam adegan pada prosesi ritual. Dengan dandanan ala Warok Ponorogo, warga masyarakat Nglurah lor dan Nglurah kidul saling berhadapan di tempat yang ditentukan. Bermula dari ejekan dan hinaan yang saling dilontarkan oleh kedua pasukan hingga keduanya tidak bisa lagi mengendalikan emosi. Di tangan mereka telah siap keranjang sesaji berisi makanan yang sedianya akan dibagikan kepada warga. Tapi, entah siapa yang memulai provokasi, keranjang berisi makanan itu justru dijadikan senjata untuk menciptakan kerusuhan. Kekisruhan pun tak bisa dihindari.  

Warga dua dusun yang berbeda itu akhirnya terlibat tawuran. Mereka saling melemparkan sesaji berikut perkakasnya, seperti bambu, kayu atau apapun yang saat itu berada di dekat mereka kepada musuh yang ada dihadapannya. Tak pelak, tubuh, kepala dan wajah mereka pun bengkak dan lebam akibat terkena lemparan. 
video dukutan di SCTV
Ritual ini dilakukan sebagai rangkaian upacara ritual bersih desa yang disebut Tawur Dukutan. Selesai upacara adat, warga mengumpulkan sesaji berupa makanan yang terbuat dari jagung dan dibagi-bagikan kesemua warga. Sesaji itu diyakini akan mendatangkan berkah bagi mereka yang membawa dan menikmatinya.

Referensi copy dari berbagai sumber dan www.karanganyarkab.go.id/20110921/situs-menggung

Candi Cetho & Sekitarnya


Candi Cetho (ejaan bahasa Jawa: cethÃ¥) merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. 


Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut. Sampai saat ini, komplek candi digunakan oleh penduduk setempat yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan dan populer sebagai tempat pertapaan bagi kalangan penganut agama asli Jawa/Kejawen.

Berdasarkan  kondisi saat reruntuhan mulai diteliti, candi ini memiliki usia yang hampir sama dengan usia Candi Sukuh. Jalan menuju ke Candi Cetho saat ini telah diperbaiki namun medan yang berat dan menanjak masih cukup memberatkan bagi kendaraan yang menuju kesana. Melalui jalan yang berkelok-kelok diantara hijaunya kebun teh yang luas membentang menjadi keasyikan tersendiri saat perjalanan sambil menikmati indahnya panorama kaki Gunung Lawu.

Ketika ditemukan keadaan candi ini merupakan reruntuhan batu pada empat belas dataran bertingkat, memanjang dari barat (paling rendah) ke timur, meskipun pada saat ini tinggal 13 teras, dan pemugaran dilakukan pada sembilan teras saja. Strukturnya yang berteras-teras membuat munculnya dugaan akan kebangkitan kembali kultur asli ("punden berundak") pada masa itu, yang disintesis dengan agama Hindu. Dugaan ini diperkuat dengan bentuk tubuh pada relief seperti wayang kulit, yang mirip dengan penggambaran di Candi Sukuh. Pada keadaannya yang sekarang, Candi Cetho terdiri dari sembilan tingkatan berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, pengunjung mendapati dua pasang arca penjaga.

Pemugaran yang dilakukan oleh Humardani, asisten pribadi Suharto, pada akhir 1970-an mengubah banyak struktur asli candi, meskipun konsep punden berundak tetap dipertahankan. Pemugaran ini banyak dikritik oleh pakar arkeologi, mengingat bahwa pemugaran situs purbakala tidak dapat dilakukan tanpa studi yang mendalam. Bangunan baru hasil pemugaran adalah gapura megah di muka, bangunan-bangunan dari kayu tempat pertapaan, patung-patung Sabdapalon, Naya genggong, Brawijaya V, serta phallus, dan bangunan kubus pada bagian puncak punden.

Selanjutnya, Bupati Karanganyar, Rina Iriani, dengan alasan untuk menyemarakkan gairah keberagamaan di sekitar candi, menempatkan arca Dewi Saraswati, sumbangan dari Kabupaten Gianyar, pada bagian timur kompleks candi. 
Pada keadaannya yang sekarang, Candi Cetho terdiri dari sembilan tingkatan berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, pengunjung mendapati dua pasang arca penjaga. 

Memasuki trap pertama berupa halaman candi yang berada pada posisi paling luar. Dari halaman candi ini kita bisa melihat panorama indah dengan pandangan lepas kearah matahari tenggelam. 

Pada trap kedua kita akan menjumpai petilasan Ki Ageng Krincing Wesi yang merupakan leluhur masyarakat Dusun Cetho. Pada trap yang ketiga dapat kita jumpai  tataan batu mendatar di permukaan tanah yang menggambarkan kura-kura raksasa, dan simbol phallus (penis, alat kelamin laki-laki) sepanjang 2 meter dilengkapi dengan hiasan tindik (piercing) bertipe ampallang. Kura-kura adalah lambang penciptaan alam semesta sedangkan penis merupakan simbol penciptaan manusia. Terdapat penggambaran hewan-hewan lain, seperti mimi, katak, dan ketam. Simbol-simbol hewan yang ada, dapat dibaca sebagai suryasengkala berangka tahun 1373 Saka, atau 1451 era modern.


Pada trap selanjutnya dapat ditemui jajaran batu pada dua dataran bersebelahan yang memuat relief cuplikan kisah Sudhamala, seperti yang terdapat pula di Candi Sukuh. Kisah ini masih populer di kalangan masyarakat Jawa sebagai dasar upacara ruwatan. Dua aras berikutnya memuat bangunan-bangunan pendapa yang mengapit jalan masuk candi. Sampai saat ini pendapa-pendapa tersebut digunakan sebagai tempat pelangsungan upacara-upacara keagamaan. Pada trap ketujuh dapat ditemui dua arca di sisi utara dan selatan. Di sisi utara merupakan arca Sabdapalon dan di selatan Nayagenggong, dua tokoh setengah mitos (banyak yang menganggap sebetulnya keduanya adalah satu orang) yang diyakini sebagai abdi dan penasehat spiritual Sang Prabu Brawijaya V.

Pada trap kedelapan terdapat arca phallus (disebut "kuntobimo") di sisi utara dan arca Sang Prabu Brawijaya V dalam wujud mahadewa. Pemujaan terhadap arca phallus melambangkan ungkapan syukur dan pengharapan atas kesuburan yang melimpah atas bumi setempat. Aras terakhir (kesembilan) adalah aras tertinggi sebagai tempat pemanjatan doa. Di sini terdapat bangunan batu berbentuk kubus. Di sebelah atas bangunan Candi Cetho terdapat sebuah bangunan yang pada masa lalu digunakan sebagai tempat membersihkan diri sebelum melaksanakan upacara ritual peribadahan (patirtan). 


Tak jauh dari komplek Candi Cetho, bisa melewati pintu pagar disamping atau lewat jalan diluar komplek candi, melewati lereng yang agak terjal, kearah timur laut terdapat lagi sebuah kompleks bangunan candi yang juga berteras-teras. Oleh masyarakat sekitar disebut sebagai Candi Kethek yang dalam bahasa jawa "Kethek" artinya "Kera", disebut Candi Kethek karena konon dulu pernah ditemukan patung Hanoman dilokasi itu walaupun disekitar candi tak sekalipun ditemukan kerumunan monyet. Ditiap tangga teras dulunya terdapat patung kura-kura namun sekarang telah hilang entah dimana. Candi Kethek pernah diteliti oleh arkeolog dari belanda Verbeek, Van Der Vlis dan Hoepermans tahun 1842. Selanjutnya tahun 1982 candi ini pernah dipugar oleh Soedjono Hoemardani asisten Presiden Soeharto, yang juga memugar Candi Cetho.

Selain Candi Kethek, diluar komplek Candi Cetho juga dapat ditemui sebuah Pura bernama Puri Taman Saraswati yang terasa hening dan senyap suasananya. Pura ini diresmikan pada tanggal 28 Mei 2004 oleh Bupati Karanganyar, Hj. Rina Iriani S. Pd. M. Hum bersama Bupati Gianyar A. A. Gede Agung Bharata. Peresmian tersebut merupakan ikatan tali persaudaraan antara masyarakat Dukuh Cetho dengan masyarakat Gianyar - Bali, yang memiliki persamaan spiritual keagamaan. Sehingga tiap 210 hari kerap digelar pertunjukan seni tradisional Jawa dan Bali yang rata-rata beragama Hindu. Teras utama Puri Dewi Saraswati terdapat altar pemujaan dengan patung Dewi Saraswati ditengahnya. Beberapa sesaji da kelengkapan lainnya tampak menghiasi dibagian depan altar. Di dalam komplek Puri Saraswati juga terdapat sebuah kolam yang diberi nama Sendang Pundi Sari, sebagai tempat untuk bersuci sebelum menjalani ritual keagamaan, bersebelahan dengan bangunan untuk sembahyang.

Untuk dapat mencapai komplek Candi Cetho dan candi-lain diseitarnya kita akan melewati jalanan berkelok diantara perkebunan teh Kemuning, dengan pemandangan lepas disekitarnya yang indah bagai hamparan karpet hijau saat musim semi. Namun bila habis masa panen daun teh, lokasi ini akan terlihat seakan bukit gundul yg tidak berpohon. Pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi setelah melewati pertigaan dari Candi Sukuh. Dapat juga bila pengunjung dari arah Kabupaten Sragen dapat ditempuh lewat Batu Jamus menuju arah timur. Selain pemandangan indah diujung timur kebun teh terdapat sarana olah raga Ganthole (Layang Gantung) juga air terjun Jumog di Desa Berjo dan Air Terjun Parang Ijo di Desa Girimulyo yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Selamat berwisata bersama keluarga.

Referensi dari berbagai sumber dan http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Ceto

Entri Populer