Puting Beliung & Lakalantas Tawangmangu

KARANGANYAR – Kecelakaan maut terjadi di ruas jalan raya Tawangmangu, tepatnya di Nglebak, Tawangmangu, Minggu (26/2) pagi. Bus Rukun Sayur jurusan Solo-Tawangmangu menabrak sepeda motor hingga menyebabkan pengendara sepeda motor tewas ditempat.

Diduga kecelakaan terjadi lantaran kondisi rem bus blong. Informasi yang dihimpun solopos.com menyebutkan kecelakaan terjadi sekitar pukul 06.30WIB. Saat itu bus Rukun Sayur melaju dari arah Tawangmangu menuju Solo. Namun tiba-tiba sampai di daerah tikungan menurun di Nglebak, Tawangmangu bus oleng. 

Sementara melaju dari arah sebaliknya sebuah kendaraan sepeda motor Honda Supra Fit yang dikendarai Suharno, Warga Girilayu. Lantaran kondisi yang terlalu dekat bus tidak bisa mengendalikan laju kendaraan dan langsung menabrak motor tersebut.Pengendara sepeda motor langsung tewas di tempat. Sementara bus banting setir ke kiri hingga terguling ke pinggir jalan.


Karanganyar terus menuai bencana. Belum juga tertangani tuntas tanah longsor yang merenggut dua nyawa, kali ini angin puting beliung datang. Sebanyak 15 rumah di Desa Bandardawung Kecamatan Tawangmangu, termasuk lima kandang ayam, hancur disapu angin. Akibatnya hampir 15.000 ekor ayam milik warga mati tak terselamatkan. Kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah, bahkan lebih dari Rp 100 juta karena ayam tersebut hampir saja dipanen sekitar dua pekan lagi.

Pantauan suaramerdeka.com di lapangan, hujan disertai angin kencang melanda sekitar Tawangmangu bagian bawah mulai pukul 13.00. Warga yang libur memilih berada di rumah masing-masing, tidak ada yang keluar. "Ternyata angin membawa bencana. Beberapa rumah warga rusak karena atapnya hancur beterbangan. Selain itu beberapa pepohonan juga tumbang, termasuk pohon beringin tua berusia puluhan tahun dengan diameter lebih dari 100 centimeter yang ambruk," kata Suhardono, salah seorang warga.  
Beruntung, tumbangnya pohon beringin tidak mengenai rumah penduduk. Pohon tumbang ke arah selatan dan jatuh di persawahan. Namun demikian, beberapa pepohonan juga sempat roboh menimpa rumah warga.
Yang mengenaskan, lima kandang ayam potong milik penduduk hancur, sehingga ayam-ayam yang ada di dalamnya tertimpa reruntuhan kandang. "Wah, rugi besar. Ayam ribuan ini hanya selamat sekitar 10 % saja. Lainnya bisa dilihat sendiri, mati karena tertimpa kandangnya. Padahal usianya sudah 22 hari, dan mestinya dalam 15 hari lagi ayam ini sudah bisa dipanen. Bahkan sudah beberapa pedagang yang memesan," kata Suhardono.

Kapolsek Tawangmangu AKP Suwardi dan Kepala Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Aji Pratama Heru Kristianto mengatakan, sebanyak 50 personel relawan BPBD dan Polsek serta Koramil diturunkan untuk membantu proses evakuasi.
Pepohonan yang tumbang dipotong dan dibersihkan agar tidak mengganggu jalan. "Yang rusak rumahnya kebanyakan atap yang terbang dan jatuh. Yang kerobohan pohon hanya rusak di bagian teras, dan satu warung warga di pinggir jalan hancur. Adapun yang roboh total kandang ayam milik lima warga," kata Kapolsek.

Longsor Karangpandan





PEMBERSIHAN LONGSOR -- Petugas gabungan membersihkan jalur Solo-Tawangmangu dari tanah longsor yang membuat jalur itu terputus, Rabu (22/2/2012) pagi. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)
KARANGANYAR – Bencana tanah longsor di wilayah Kabupaten Karanganyar teridentifikasi terjadi di 19 lokasi, Rabu (22/2/2012). Puluhan rumah ambruk dan ratusan lainnya rusak ringan. Dua orang warga meninggal dunia serta beberapa lainnya mengalami cedera patah tulang.

Sejumlah ruas jalan raya di jalur yang menghubungkan Tawangmangu-Karanganyar juga lumpuh total beberapa saat lantaran longsor. Imbasnya kendaraan yang dari maupun ke Tawangmangu mengular hingga sekitar dua kilometer. Longsor juga mengakibatkan jalan umum tidak bisa dilalui kendaraan. Selain itu juga ada satu jembatan yang putus. Hujan lebat yang terjadi sejak Selasa (21/2/2012) sore hingga Rabu pagi itu mengakibatkan beberapa desa di lima kecamatan itu longsor. Para warga pun kesulitan untuk menyingkirkan longsoran tanah karena peralatan yang sangat minim. Penerangan yang sangat minim juga membuat warga tidak dapat berbuat banyak.
RUSAK BERAT -- Kondisi rumah warga yang rusak berat akibat terkena bencana tanah longsor di Karangpandan, Karanganyar, Rabu (22/2/2012). (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)
Lima kecamatan yang diterjang longsor yakni Kecamatan Karangpandan, Matesih, Tawangmangu, Jenawi dan Ngargoyoso. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Aji Pratama Heru Kristanto, mengatakan lima kecamatan itu kebetulan berada di kaki Gunung Lawu. Longsor tersebut sudah sering terjadi untuk ke sekian kalinya di lokasi tersebut.
“Total ada 19 titik longsor baik besar maupun kecil. Yang terparah ada di Kecamatan Karangpandan, khususnya di Dusun Banjar, Desa Gerdu, sebab ada satu orang warga meninggal karena longsoran tanah,” ujar Heru saat ditemui wartawan di Karangpandan, Selasa pagi. Dua orang warga yang meninggal yakni Reso Wiyono, 60, alias Walimin, warga Dusun Banjar, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, dan Sukiningsih Kastono, 65, warga Dusun Drojo RT 005/RW 011, Desa Puntukrejo, Kecamatan Ngargoyoso. Reso meninggal karena tertimbun longsoran tanah, sedangkan Sukiningsih meninggal karena diduga kaget rumahnya rusak kena longsor.
Di Karangpandan sendiri ada empat rumah warga yang rusak berat. Dua rumah di Dusun Banjar, satu rumah di Dusun Gantung dan satu rumah lagi di Desa Srandon. Kepala Desa Gerdu, Suwarno, mengatakan rumah paling parah rusaknya milik Reso, hingga menewaskan si pemilik rumah.
Menurut Suwarno, longsor terjadi sekitar pukul 23.30 WIB. Listrik di dusun tersebut juga mati total. Warga tidak bisa berbuat apa pun untuk menolong Reso. Baru Rabu pagi, warga dibantu ratusan relawan, TNI dan polisi mengevakuasi jenazah Reso. Proses evakuasi cukup sulit karena ribuan kubik tanah longsor dan mengubur rumah Reso yang dekat dengan tebing. Tanah tersebut juga menghalangi jalan dan sawah warga di dusun tersebut. “Dari hasil kajian dan pantauan tim Geologi Bandung, sebenarnya wilayah Gerdu, terutama di Dusun Banjar ini sudah tidak layak untuk menjadi hunian karena rawan terjadi tanah longsor,” jelas Suwarno.
Jenazah Reso baru berhasil dievakuasi sekitar pukul 08.00 WIB. Jenazahnya langsung dibawa ke masjid tak jauh dari rumah korban. Setelah dimandikan, hari itu juga jenazah Reso dikebumikan.
EVAKUASI KORBAN -- Personel TNI dan tim penyelamat mengevakuasi salah satu jenazah korban tanah longsor. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)
Sekitar 100 meter dari lokasi rumah Reso, jalan raya yang menghubungkan Matesih-Karangpandan melalui Desa Girilayu lumpuh total. Tebing dekat jalan tersebut longsor seketika saat hujan lebat malam sebelumnya. Kendaraan roda dua dan roda empat sama sekali tidak bisa melalui jalur tersebut. Sementara itu total rumah yang rusak ringan se-Karangpandan diperkirakan mencapai 80 rumah.
Di Kecamatan Matesih, setidaknya delapan rumah mengalami kerusakan. Satu rumah yang atapnya jebol yakni milik salah satu warga di Dusun Madhang, Desa Girilayu. Selain itu, satu jembatan di Dusun Klangon Wetan, Desa Gantiwarno dengan Dusun Ngipik, Desa Gayamdompo, Kecamatan Karanganyar, juga ambrol diterjang banjir. Akibatnya, warga kesulitan mengakses jalan dan harus memutar arah untuk mencapai jalan raya.
Tanah longsor juga mengubur sebagian ruas jalan di jalan Dusun Plombokan dan Dusun Rotogondang, Desa Girilayu. “Kami memperkirakan banjirnya sangat besar sehingga bisa menghanyutkan puing-puing bangunan jembatan yang ambruk,” ungkap Camat Matesih, Titik Umarni. Di Matesih sendiri, kata dia, ada sekitar 79 rumah rusak ringan.
Di Dusun Tawanrejo RT 004/RW 001, Desa Sidomukti, Kecamatan Jenawi, dua rumah warga roboh dan rusak total dan dua lainnya rusak ringan. Kapolsek Jenawi, AKP Suryanto, menambahkan ada enam pekarangan warga di Desa Menjing juga rusak. “Dua orang penghuni rumah mengalami luka-luka cukup serius dan harus dilarikan ke puskesmas Jenawi,” katanya.
 
 

Di Tawangmangu, tiga rumah warga di Dusun Tampung dan Dusun Gode, Desa Plumbon, rusak ringan. Kerusakan terjadi pada dinding rumah warga yang retak-retak dan ada pula yang ketiban pohon cengkeh. Di Desa Tengklik satu rumah juga roboh karena longsor. Tebing di pinggir jalan raya Solo-Tawangmangu di Dusun Setugu, Desa Plumbon juga longsor dan menghalangi kendaraan yang lewat. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 01.00 WIB. Sebelum banyak kendaraan yang lewat, jalan di sana sudah dibersihkan. “Saat kami membersihkan longsoran, sempat ada truk yang terjebak karena berada di tengah-tengah jalur antara Setugu dengan Desa Srandon, Karangpandan, yang jalurnya juga kelongsoran tanah,” ungkap Camat Tawangmangu, Yopi Eko Jatiwibowo.
Sedangkan di Kecamatan Ngargoyoso, ada empat titik lokasi longsor, yakni di Desa Ngargoyoso dan Puntukrejo. Dapur rumah warga juga kena dan sempat ada warga yang tulang kakinya patah saat berjalan menghindari longsoran tanah. Di Dusun Sikucing, Desa Ngargoyoso, tanah juga menghalangi jalan.

Entri Populer