Evaluasi Tahun 2011
Bukan tanpa saya sadari.
Tapi mungkin karena kesadaran saya timbul tenggelam seperti sinyal modem
internet. Kadang statistik grafiknya sampai 30/kb. Terkadang hanya
5/kb. Sehingga, tahun 2011 yang sebentar lagi, tinggal menghitung detik
berputar menjadi menit. Menit bertranformasi menjadi jam. Setelah 24
jam, haripun berganti. Kemudian di susul oleh minggu. 4 minggu
setelahnya, bulanpun hadir pada waktu nya. Seperti hari ini, sedang
bergerak perlahan-lahan mengakhiri 2011 menuju 2012.
Menyambut tahun baru
Macam ragam cara menikmati
tahun baru. Beraneka ragampula perasaan seseorang mengekspresikan
hidupnya. Ada lakon senang, bahagia, cemas, was-was, takut, dan ada
juga, peduli amat. Si Amat saja tidak peduli katanya. Saya tidak tahu,
perilaku seperti apa yang akan Anda wakilkan untuk mengkhiri tahun 2011,
dan menyamput 2012. Entah berangkat berlibur bersama keluarga ketempat
tertentu. Pulang kampung halaman sungkem ke orang tua. Duduk saja di
rumah. Atau bagi Anda yang di Jakarta, kesempatan menikmati kelonggaran
jalan Jakarta dari kemacetan?
Sementara bagi saya sendiri.
Usainya masa 2011, saya nikmati dengan berterima-kasih kepadanya,
karena telah mau mempertemukan saya, dengan prestasi-prestasi yang saya
rencanakan pada waktu sebelum dia (tahun 2010), telah menjadi kenyataan.
Dan, detik-detik yang mau berakhir ini, saya gunakan sebagai renungan
dan muhasabah diri. Supaya, setelah menyatu dengan 2012. Saya
benar-benar hadir bersamanya. Seperti kita menikahi gadis pilihan yang
menjadi istri kita sekarang.
Renungan dan muhasabah
Renungan dan muhasabah diri,
saya lakukan dengan mengevaluasi resolusi tahun 2011. Poin apa saja
yang telah terwujud dan belum terjadi seperti saya harapkan. Bagaimana
proses yang saya lalui? Yang membuat rencana berhasil mewujud kenyataan.
Sehingga, pengalaman itu bisa bermanfaat pada tahun-tahun mendatang.
Strategi lainnya, duduk layaknya orang bermeditasi. Mengizinkan sang
bijak di dalam diri, menasehati, membimbing, dan mengarahkan. Dan
terakhir adalah self therapy.
Setelah saya mengevaluasi
catatan impian, atau kata inspirator mulia bapak Jamil Azzaini, proposal
hidup, dan duduk diam (silent sitting). Ternyata ada 2 hal
yang butuh saya ubah di tahun 2012 mendatang. Dua hal tersebut saya
jadikan sebagai prioritas utama, penting dan mendesak. Karena, dari
hasil evaluasi. Target yang belum terwujud dari perencanaan, sangat
berkaitan erat dengan dua hal ini. Sebab, dua hal ini, saling berkaitan
dan mempengaruhi.
2 perilaku yang mesti saya
ubah
Hasil perenungan yang saya
lakukan, kedua hal tersebut; Pertama, saya
belum 100% menggunakan potensi dalam diri saya, untuk
mencapai target. Hal ini disebabkan oleh, kurangnya kejelasan nilai (value)
terhadap target yang saya inginkan. Berarti, supaya saya bisa 100% di
tahun mendatang, maka saya harus menperjelas sejelas-jelasnya, value
impian saya.
Kedua, sedikit sekali kegagalan
yang saya peroleh di tahun 2011 ini. Bukan karena apa yang saya lakukan
semuanya berhasil. Tetapi, sedikitnya tindakan
yang saya putuskan. Lantaran saya belum mampu mengelola emosi
takut rugi dalam diri saya. Dan, alasan-alasan pertimbangan lain, yang
padahal itu belum tentu terjadi, atau bakal bertakdir seperti yang saya
khawatirkan. Berarti, supaya saya punya banyak kegagalan di tahun 2012.
Maka, saya harus memperbanyak memutuskan tindakan-tindakan (mengeksekusi
dengan segera ide-ide saya). Dan menyelaraskan emosi yang
berujung lebih bermanfaat dan produktif buat diri saya.
Akhirnya, seperti yang saya
katakan di atas. Saya menterapi diri terhadap semua perasaan dan
perilaku yang telah terjadi. Saya memaafkan diri, supaya, tidak ada
hutang emosi apapun begitu menempati rumah 2012. Tidak ada penyesalan
apapun terhadap masa lalu. Sehingga, saya hadir sepenuhnya dan menjalani
2012 penuh totalitas.
Wahai diriku. Terima kasih,
aku sayang kamu, dan aku mencintaimu.
Ciganjur, Jumaat, 30
Desember 2011
Mari bersilaturahim, follow
@mind_therapist